Latar Belakang Dan Tujuan Mempelajari Islam
A.
Latar belakang
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw. Diyakini dapat
menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin.
Didalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu
menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang
seluas-luasnya.
Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia,
sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya, Alquran dan hadis, tampak amat
ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif,
menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual,senantiasa
mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka,
demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik,
mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia, dan
sikap-sikap positif lainnya.[1]
Sebagai agama terakhir, Islam diketahui memiliki karakteristik yang
khas dibandingkan dengan agama-agama yang datang sebelumnya. Melalui berbagai
literatur yang berbicara tentang Islam dapat dijumpai uraian mengenai
pengertian agama Islam, sumber, dan ruang lingkup ajarannya serta cara untuk
memahaminya. Dalam upaya memahami ajaran Islam, berbagai aspek yang berkenaan
dengan Islam itu perlu dikaji secara sesama, sehingga dapat dihasilkan
pemahaman Islam yang Komprehensif. Hal ini penting dilakukan, karena kualitas
pemahaman keislaman seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan
keislaman yang bersangkutan.[2]
Objek kajian metodologi studi Islam adalah ajaran Islam dari
berbagai aspeknya dan berbagai mazhab / alirannya. Ajaran Islam tidaklah sempit
atau tidak sebatas ibadah saja, tetapi juga meliputi berbagai aspek dalam
ajaran Islam termasuk interaksi sosial kemasyarakatan. Sebagian umat Islam
masih menduga bahwa ajaran Islam bersifat permanen, sehingga penafsiran atas
ajaran Isalm harus mengikuti penafsiran-penafsiran ulama terutama ulama klasik.
Umat Islam sebagian juga menduga bahwa aspek atau ajaran Islam hanyalah shalat,
puasa, zakat, haji, dan dzikir. Padahal sebagai objek kajian metodologi studi
Islam, ajaran Islam melingkupi semua aspek yang terdapat dalam Islam. Mulai
dari level nash/teks (wahyu), hasil pemikiran ulama hingga level praktek yang
dilakukan masyarakat Islam. Perbedaan-perbedaan studi Islam ini meniscayakan
adanya perbedaam dalam menentukan pendekatan dan metode yang digunakan.[3]
B.
Tujuan
mempelajari Islam
Dengan mempelajari Islam diharapkan dapat merubah pandangan yang
selama ini tidak komprehensif, tidak metodologis dan tidak sistematis bisa
berubah ke arah pendangan yang bijaksana, inklusif, dan universal serta
memancarkan rahmat bagi semua (rahmatan lil alamin). Adapun signifikansi
mempelajari Islam seharusnya merubah pemahaman dan penghayatan keilmuan
masyarakat muslim Indonesia sehingga dapat menuju ke arah positif, yaitu :
1.
Dari pemahaman
agama Islam yang berbentuk formalistik keagamaan Islam berubah menjadi bentuk
agama yang substantif.
2.
Sikal
eksklusivisme berubah menjadi sikap inklusifisme dan universalisme. Melakukan
studi Islam dengan menggukan berbagai macam pendekatan dan metode menjadi
penting karena banyak umat Islam yang memiliki kecenderungan untuk mensakralkan
pemikiran keagamaannya (taqdis al-afkar al-dini), dan menganggap
pendapat kelompoknya paling benar, sedangkan kelompok yang lainnya adalah
salah. Padahal Islam tidak cukup dipahami melalui wahyunya saja tetapi juga
melalui pemeluknya yaitu masyarakat muslim yang menghayati, meyakini dan
memperoleh pengaruh dari Islam. Islam dipahami oleh pemeluknya secara berbeda,
karena umat manusia memiliki pemahaman yang beragam, sehingga tidak dapat
dipaksakan untuk mempunyai pemahamn yang sama.
3.
Sikap
masyarakat Islam Indonesia yang hidup dalam masyarakat yang heterogen, terutama
bagi perbedaan pendapat, perbedaan dan keragaman
mazhab/aliran/kelompok/pemahaman dalam agama bahkan perbedaan agama.
4.
Pemahaman
masyarakat yang tadinya sempit menjadi pemahaman yang luas. Dari sikap yang
ekstrim (keras) menjadi sikap toleran dan bijaksana.
5.
Umat Islam
mempunyai akidah yang kuat dan sungguh-sungguh dalam beribadah dan mengamalkan
ajaran agama Islam. Sikap toleran bukan berarti akidahnya lemah. Posisi akidah
dalam keseluruhan ajaran Islam sangat penting. Akidah adalah bagian dari ajaran
Islam yang cara berkeyakinan. Pusatnya adalah keyakinan kepada Tuhan. Akidah
merupakan fondasi ajaran Islam secara keseluruhan, di atas akidah itulah
keseluruhan ajaran Islam berdiri dan didirikan. Untuk memperkuat akidah ini
setidaknya diperlukan dua hal yaitu :
a)
Sungguh-sungguh
sesuai dengan kemampuan
b)
Mempertajam dan
memperluas pengertian tentang ajaran Islam yang dapat diperkuat dengan
pengamalan, pengalaman, dan pemahaman.[4]
Referensi
Khoiriyah. (2013).
Memahami Metodologi Studi Islam (Suatu Konsep tentang Seluk Beluk Pemahaman
Ajaran Islam, Studi Islam dan Isu-isu Kontemporer dalam Studi Islam).
Yogyakarta: Teras.
Nata, A. (2010). Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
[1] Abuddin
Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010),
cet. 17, hlm. 1
[2] Ibid.,
hlm. 61
[3]
Khoiriyah, Memahami Metodologi Studi Islam (suatu konsep tentang seluk beluk
pemahamn ajaran islam studi islam dan isu-isu kontemporer dalam studi islam), (Yogyakarta
: Teras, 2013), cet. 1, hlm. 26-27
[4] Ibid.,
hlm. 24-25
Wild Wild Wild Wild Wild Wild Wild Wild Wild Wild Casino Slots
BalasHapusWild Wild Wild Wild Wild Wild Wild 샌즈카지노 Wild Wild Wild Wild West is a 5 reels, 3 paylines slot game featuring : Wild Wild Wild Wild Wilds, Free Spins ➤ Play For 온카지노 Free gioco digitale at
Casino | Dr.MCD
BalasHapusDr.MCD has more than 1000 slot 제주도 출장마사지 machines in the world's most popular 군산 출장안마 video slot game, including progressive jackpots, 천안 출장샵 progressive jackpot prizes, 계룡 출장샵 and Rating: 4.5 · Review by 동해 출장안마 Dr.